MAKALAH BAHASA INDONESIA
“PENYAKIT INFEKSI SALURAN
PERNAPASAN AKUT PADA ANAK”
Ditulis oleh :
Amelda Tigapo
(462012046)
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2014
BAB I. PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pada tubuh
manusia terdapat banyak organ. Organ-organ tersebut yang bekerja secara bersama-sama
membentuk suatu sistem untuk kelangsungan hidup manusia. Ada sembilan sistem
organ pada tubuh manusia, yakni sistem pernapasan, sistem pencernaan makanan, sistem
perederan darah, sistem pengeluaran, sistem hormon, sistem saraf, sistem otot
dan sistem rangka (Ikhwan, 2013).
Sistem-sistem
organ pada tubuh manusia seperti yang telah disebutkan pada paragraf sebelumnya
sering mengalami suatu gangguan yang disebabkan oleh berbagai macam akibat.
Gangguan-gangguan tersebut biasa dikenal dengan istilah penyakit.Pada makalah
ini, saya akan dibahas mengenai penyakit yang terjadi pada sistem pernapasan.
Bauman
menjelaskan bahwa “penyakit adalah istilah medis yang digambarkan sebagai gangguan dalam
fungsi tubuh yang menghasilkan berkurangnya kapasitas.” (Apostle, 2011)
Infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA) atau infeksi respiratori akut (IRA) adalah infeksi pada
saluran pernapasan atas dan adneksanya sampai ke parenkim paru yang berlangsung
selama 14 hari. (Watania, dkk dalam Rahajoe, dkk., 2008 : 268 ).
Organ-organ
dalam pernapasan terdiri dari rongga hidung, tenggorokan,batang tenggorokan,
pangkal tenggorokan, cabang batang tenggorokan dan paru-paru (Sasrawan, 2013).
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan ISPA?
2. Apa
penyebab ISPA?
3. Apa
saja faktor-faktor risiko ISPA pada anak?
4. Bagaimana
cara penularan ISPA?
5. Bagaimana
cara pencegahan dan pengobatan ISPA pada
anak?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui penyakit ISPA.
2. Untuk
mengetahui apa saja yang menyebabkan ISPA.
3. Untuk
mengetahui faktor-faktor risiko terkena ISPA pada anak.
4. Untuk
memahami bagaimana cara penularan ISPA.
5. Untuk
memahami cara untuk mencegah dan mengobati ISPA pada anak.
BAB II. PEMBAHASAN
- Pengertian ISPA
Infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA) atau infeksi respiratori akut (IRA) adalah infeksi pada
saluran pernapasan atas dan adneksanya sampai ke parenkim. Infeksi ini disebut
infeksi akut karena berlangsung selama 14 hari. (Watania, dkk
dalam Rahajoe, dkk., 2008 : 268 ).
ISPA dibagi
menjadi dua menurut daerah tempat terkena infeksi yakni infeksi saluran
pernapasan atas dan infeksi saluran pernapasan
bawah (Watania, dkk., 2008 : 268). Infeksi saluran pernapasan atas adalah
infeksi yang terjadi pada saluran pernapasan diatas laring atau batang tenggorokan (Behrman, et.al., 2000 : 1455).
Sedangkan infeksi saluran pernapasan bawah terjadi di organ bagian bawah
setelah laring atau batang
tenggorokan hingga ke paru-paru.
B.
Penyebab
ISPA
Penyebab ISPA
adalah mikroorganisme. Virus merupakan penyebab utama ISPA, terlebih khusus
pada saluran pernapasan bagian atas tenggorokan (Behrman, dkk., 2000 : 1455).
Selain virus, bakteri jenis streptococcus
juga merupakan salah satu penyebab ISPA (Musttrie, 2013).
C.
Faktor-faktor Risiko ISPA
Ada beberapa faktor risiko
terjadinya penyakit ISPA pada anak yang dikemukakan Rahajoe, dkk (2008), sebagai
berikut :
- Usia.
Usia
sangat berpengaruh pada ISPA. Pada anak dibawah lima tahun (balita), risiko
terkena ISPA sebesar lima puluh persen dan anak diatas lima tahun-hingga dua
belas tahun sebesar tiga puluh persen.
- Jenis
kelamin
Faktor
jenis kelamin tidak begitu tampak perbedaannya, namun ada beberapaahli
mengatakan bahwa factor risiko terbesar terdapat pada anak laki-laki diatas
enam tahun.
- Status
Gizi
Kekurangan
asupan gizi pada anak akan menyebabkan turunnya daya tahan tubuh anak yang
mengakibatkan mikroorganisme bisa bekerja dengan cepat.
- Pemberian
Air Susu Ibu (ASI)
Air
Susu Ibu (ASI) mempunyai kandungan proteksi terhadap anak. Jika anak tidak
diberikan ASI, maka akan lebih berisiko terkena ISPA.
- Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR)
Menurut
penelitian yang diadakan, bayi yang lahir dengan berat badan rendah lebih
banyak terkena ISPA.
- Imunisasi
Pemberian
vaksin dapat mengurangi risiko terjadinya ISPA.
- Pendidikan
Orang tua
Tingkat
pendidikan orang tua menunjukan adanya hubungan terbalik antara angka kejadian
dengan kematian IRA. Faktor ini erat kaitannya dengan status ekonomi dan
pengetahuan orang tua akan ISPA.
- Status
Sosial Ekonomi
Anak
– anak yang hidup dalam keluarga yang berstatus sosial ekonomi rendah mempunyai
risiko lebih besar terhadap ISPA.
- Lingkungan
Selain
faktor - faktor diatas, kondisi lingkungan juga merupakan salah satu faktor
risiko terjadinya ISPA karena ISPA biasanya diderita oleh anak yang tempat
tinggalnya lembab dan atau banyak terdapat polusi udara.
- Cara Penularan
ISPA
Penularan
penyakit ISPA, terjadi melalui airliur, darah, bersin, udara pernapasan yang
mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya. ISPA
bagian atas yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua golongan
masyarakat pada bulan-bulan musim dingin, bukan hanya anak saja (Sahiddin,
2011).
- Cara Pencegahan
dan Pengobatan ISPA
Ada beberapa cara pencegahan ISPA menurut
Sahiddin (2011). Adapun pencegahan ISPA, antara lain :
- Promosi
kesehatan
- Perlindungan
khusus
- Diagnosis
atau periksa dini dan pengobatan segera
- Pemberantasan
cacat
- Rehabilitasi
Ketika
tidak dapa dicegah dan infeksi akut sudah terjadi pada saluran pernapasan, maka
harus dilakukan pengobatan, seperti menurut sahiddin (2011), yakni pengobatan
meliputi pengobatan penunjang dan antibiotika seperti bencil penisilin secara intramuskular setiap enam jam paling
sedikit selama tiga hari dan dapat dilakukan melalui pemberian terapi oksigen.
BAB III. PENUTUP
- Simpulan
ISPA
merupakan penyakit yang menyerang sistem pernapasan pada manusia yang pada
umumnya terjadi pada anak dalam waktu dua minggu namun berpotensi menyebabkan
kematian. Penyebab penyakit ini adalah virus dan bakteri, maka pengobatannya dapat
berupa antibiotik, antivirus dan pemberian oksigen karena ketidaknormalan
fungsi sitem pernapasan.
- Saran
Dengan
waktu ISPA yang bisa dikatakan cepat, maka pencegahan sangatlah penting
untuk mengurangi risiko terkena ISPA.
Bagi orang tua, apabila sudah diketahui bahwa anak mengalami gangguan
pernapasan hendaknya diperiksa secepatnya agar ditindaklanjuti oleh tenaga
kesehatan.
Daftar Pustaka
Behrman,
et.al. (2000). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta
: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Rahajoe, dkk. (2008). Buku Ajar : RESPIROLOGI ANAK : Edisi Pertama. Jakarta : Badan
Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.